
Harga beras di Jepang terus naik, meskipun pemerintah telah melepas stok beras darurat selama satu bulan terakhir untuk menekan kenaikan harga. Namun, upaya tersebut belum membuahkan hasil. Beras semakin tak terjangkau dan mulai membebani warga Jepang.
Penyebab Kenaikan Harga Beras
Harga beras di Jepang telah mengalami kenaikan yang signifikan, mencapai kenaikan hingga 82% dalam beberapa bulan terakhir ini. Kenaikan ini disebabkan oleh beberapa faktor berikut:
- Gangguan sistem distribusi beras di Jepang mengalami masalah yang signifikan, yang menyebabkan kelangkaan pasokan di pasar. Hal ini diperparah oleh spekulasi penimbunan oleh petani dan pedagang yang berharap harga akan terus naik.
- Gelombang panas yang ekstrem pada tahun 2023 dan 2024 telah merusak panen padi sehingga membuat ketidak cukupan untuk memenuhi permintaan yang meningkat.
- Kenaikan permintaan yang telah memperburuk situasi. Masyarakat mulai melakukan panic buying, yang semakin memperketat pasokan beras.
Dampak Dari Kenaikan Harga Beras
Dikarenakan kenaikan harga beras pada akhir Januari 2025, harga beras di toko – toko untuk 5 kg melonjak menjadi 3.688 yen (sekitar Rp390.000), dibandingkan dengan harga 2.000-2.200 yen pada Juni 2024. Di beberapa wilayah, harga bahkan mencapai 4.000 yen per 5 kg.
Kenaikan harga beras ini juga telah memicu kekhawatiran akan krisis pangan yang lebih luas, dengan dampak yang dirasakan di seluruh sektor, termasuk restoran yang harus menaikkan harga kepada pelanggan.
Langkah Pemerintah Jepang
Pemerintah Jepang berencana untuk terus memantau keadaan kriris ini dan melakukan pelepasan stok cadangan jika diperlukan. Meskipun langkah-langkah ini diharapkan dapat menstabilkan harga, ada kekhawatiran di kalangan masyarakat Jepang sendiri mengenai kualitas beras yang dilelang dan dampak jangka panjang dari krisis ini terhadap ketahanan pangan nasional.




Leave a comment